Dewi Maut merupakan Seri ketiga dari rangkaian Cerita Silat Serial Pedang Kayu Harum karya Kho Ping Hoo yang terdiri dari 43 jilid. Dewi Maut merupakan lanjutan langsung dari kisah Petualang Asmara
Telaga itu luas sekali, dari tepinya tampak seolah-olah lautan bebas, dengan pulau-pulau di tengahnya yang kelihatan subur penuh dengan pohon-pohon lebat. Telaga itu dikelilingi pegunungan yang kaya akan hutan sehingga merupakan cermin besar yang menampung bayangan pohon-pohon di dalamnya, membuat air telaga kadang kala terlihat hijau jernih.
Pada waktu matahari naik tinggi, apabila kita memandang ke telaga itu, seolah-olah kita sedang berhadapan dengan sebuah dunia ajaib di mana segala-galanya nampak terbalik, dan telaga itu seperti sebuah mangkok wasiat yang menelan seluruh dunia, pohon-pohon gunung-gunung, bahkan langit pun ditelannya!
Amat indah pemandangan di sekitar telaga, indah tenteram, penuh suasana damai, sunyi senyap dan tenang. Sepantasnya tempat seperti itu menjadi contoh penggambaran taman sorga. Akan tetapi tidak demikianlah kenyataannya. Keadaan di situ sangat sunyi senyap karena memang orang-orang, yaitu para penghuni dusun-dusun di sekitar daerah itu, tak ada yang berani mendekati telaga ini. Telaga Kwi-ouw (Telaga Setan), demikianlah telaga ini dinamakan orang!
Tidak ada yang tahu bagaimana riwayatnya sampai telaga seindah itu dinamakan Telaga Setan. Akan tetapi puluhan tahun yang lalu telaga ini menjadi sumber nafkah bagi ratusan orang penghuni di sekitar daerah itu yang setiap hari dan terutama malam mencari ikan yang banyak terdapat di dalam air telaga.
Akan tetapi semenjak salah sebuah di antara pulau-pulau di Telaga Setan itu, yaitu yang terbesar, menjadi sarang golongan hek-to (golongan jalan hitam), yaitu kaum sesat yang membentuk perkumpulan yang bernama Kwi-eng-pang (Perkumpulan Bayangan Setan), maka tempat itu menjadi sepi, menjadi tempat yang amat berbahaya sehingga tidak ada lagi penduduk yang berani mendekatinya.
Belasan tahun yang lampau, perkumpulan Kwi-eng-pang yang bersarang di atas pulau itu seakan-akan menjadi pemilik dan menguasai Telaga Kwi-ouw, diketuai oleh pendirinya, yaitu seorang datuk kaum sesat wanita yang sangat terkenal dengan julukannya Kwi-eng Niocu (Nona Bayangan Hantu). Akan tetapi perkumpulan yang terdiri dari kaum sesat dan amat ditakuti rakyat ini, kurang lebih lima belas tahun yang lalu sudah dihancurkan oleh pasukan pemerintah yang dibantu oleh orang-orang gagah.
Si Bayangan Hantu yang menjadi ketuanya tewas dan para pembantu-pembantunya yang merupakan pimpinan Kwi-eng-pang terbasmi habis. Bahkan sebagian besar dari anggota Kwi-eng-pang tewas dalam pertempuran melawan pasukan pemerintah, adapun sisanya melarikan diri cerai berai meninggalkan pulau di Telaga Setan itu...