Cerita Silat Karya Ajisaka
Cuplikan: (“Pendekar aneh. Gerakan-gerakannya pun aneh. Baru kali ini kulihat orang mabuk bermain silat begitu hebatnya. Hhh… Kepandaian yang dimilikinya tak lumrah bagi manusia. Atau jangan-jangan dia adalah Dewa yang menyamar menjadi manusia?”
“Benar, Ki. Aku juga yakin kalau pemuda itu bukan manusia biasa, melainkan Dewa.” sambut salah seorang penduduk.
“Tapi mana ada Dewa yang begitu doyan arak?” bantah yang lainnya.
“Lho?! Siapa tahu dia… Dewa Arak,” sahut penduduk yang lainnya membantu yang pertama.
“Ah, tepat sekali… Tepat sekali julukan itu. Yahhh… Julukan yang amat cocok buat pemuda yang berkepandaian luar biasa itu. Ya….!” Tegas Ki Pandu sambil merenung.
Tak lama kemudian mereka meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan yang dipercakapkan hanya tentang Arya, yang hanya seorang diri telah mampu menghancurkan gerombolan si Harimau Mata Satu yang selama ini merajalela.
Beberapa hari kemudian, nama Arya alias si Dewa Arak telah mulai terkenal ke desa-desa sekitar. Seorang pemuda yang bertubuh kekar berwajah jantan dengan rahang kokoh dan alis tebal. Rambutnya berwarna putih keperakan dan pakaiannya ungu. Itulah! Seorang pendekar yang siap menumpas keangkaramurkaan!
Dalam waktu yang tak lama, kehadiran pemuda yang dijuluki orang sebagai Dewa Arak telah menggegerkan rimba persilatan. Kata orang ciri-ciri dia adalah berambut putih keperakan dan berpakaian ungu. Sedangkan ciri yang menonjol adalah sebuah guci yang selalu tersampir di punggung!)
- Pedang Bintang
- Dewi Penyebar Maut
- Cinta Sang Pendekar
- Raksasa Rimba Neraka
- Prahara Hutan Bandan
- Rahasia Surat Berdarah
- Penganut Ilmu Hitam
- Pendekar Tangan Baja
- Tiga Macan Lembah Neraka
- Memburu Putri Datuk
- Jamur Sisik Naga
- Peninggalan Iblis Hitam
- Sepasang Alap Alap Bukit Gantar
- Tinju Penggetar Bumi
- Pewaris Ilmu Tokoh Sesat
- Keris Peminum Darah
- Kelelawar Beracun
- Perjalanan Menantang Maut
- Pelarian Istana Hantu
- Dendam Tokoh Buangan
- Maut Dari Hutan Rangkong
- Pertarungan Raja-Raja Arak
- Penghuni Lembah Malaikat
- Raja Tengkorak
- Kembalinya Raja Tengkorak
- Teror Macan Putih
- Ilmu Halimun
- Dalam Cengkeraman Biang Iblis
- Perkawinan Berdarah
- Algojo Algojo Bukit Larangan
- Mahluk Dari Dunia Asing
- Runtuhnya Sebuah Kerajaan
- Kemelut Rimba Hijau
- Tokoh Dari Masa Silam
- Rahasia Syair Leluhur
- Neraka Untuk Sang Pendekar
- Misteri Dewa Seribu Kepalan
- Gerombolan Singa Gurun
- Empat Dedengkot Pulau Karang
- Garuda Mata Satu
- Tawanan Datuk Sesat
- Misteri Raja Racun
- Pendekar Sadis
- Bencana Patung Keramat
- Tenaga Inti Bumi
- Geger Pulau Es
- Pertarungan Di Pulau Api
- Raja Iblis Berhati Hitam
- Manusia Kelelawar
- Penjarah Perawan
- Kabut Di Bukit Gondang
- Perintah Maut
- Sumpah Sepasang Harimau
- Perguruan Kera Emas
- Mayat Hidup
- Titipan Berdarah
- Perawan Perawan Persembahan
- Raja Iblis Tanpa Tanding
- Perempuan Pembawa Maut
- Angkara Si Anak Naga
- Satria Sinting
- Si Linglung Sakti
- Pembunuh Gelap
- Makhluk Jejadian
- Biang Biang Iblis
- Peti Bertuah
- Pulau Setan
- Petualang Petualang Dari Nepal
- Batu Kematian
- Pembantai Dari Mongol
- Panggilan Ke Alam Roh
- Racun Kelabang Merah
- Penjara Langit
- Sengketa Guci Pusaka
- Pembalasan Dari Liang Lahat
- Iblis Buta
- Misteri Gadis Gila
- Mustika Ular Emas
- Lorong Batas Dunia
- Irama Maut
- Nyawa Kedua Dari Langit
- Golok Kilat
- Penyair Cengeng
- Setan Bongkok
- Putri Teratai Merah
- Tombak Panca Warna
- Iblis Berkabung
- Sapu Jagad
- Memperebutkan Batu Kalimaya
- Perawan Buronan
- Pendekar Gunung Bromo
- Empu Jangkar Bumi
- Malaikat Tanpa Wajah
Cuplikan: (“Pendekar aneh. Gerakan-gerakannya pun aneh. Baru kali ini kulihat orang mabuk bermain silat begitu hebatnya. Hhh… Kepandaian yang dimilikinya tak lumrah bagi manusia. Atau jangan-jangan dia adalah Dewa yang menyamar menjadi manusia?”
“Benar, Ki. Aku juga yakin kalau pemuda itu bukan manusia biasa, melainkan Dewa.” sambut salah seorang penduduk.
“Tapi mana ada Dewa yang begitu doyan arak?” bantah yang lainnya.
“Lho?! Siapa tahu dia… Dewa Arak,” sahut penduduk yang lainnya membantu yang pertama.
“Ah, tepat sekali… Tepat sekali julukan itu. Yahhh… Julukan yang amat cocok buat pemuda yang berkepandaian luar biasa itu. Ya….!” Tegas Ki Pandu sambil merenung.
Tak lama kemudian mereka meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan yang dipercakapkan hanya tentang Arya, yang hanya seorang diri telah mampu menghancurkan gerombolan si Harimau Mata Satu yang selama ini merajalela.
Beberapa hari kemudian, nama Arya alias si Dewa Arak telah mulai terkenal ke desa-desa sekitar. Seorang pemuda yang bertubuh kekar berwajah jantan dengan rahang kokoh dan alis tebal. Rambutnya berwarna putih keperakan dan pakaiannya ungu. Itulah! Seorang pendekar yang siap menumpas keangkaramurkaan!
Dalam waktu yang tak lama, kehadiran pemuda yang dijuluki orang sebagai Dewa Arak telah menggegerkan rimba persilatan. Kata orang ciri-ciri dia adalah berambut putih keperakan dan berpakaian ungu. Sedangkan ciri yang menonjol adalah sebuah guci yang selalu tersampir di punggung!)