Putri Es adalah seri ke 6 dari rangkaian cerita silat mandarin serial Pendekar Rambut Emas karya Batara. Putri Es merupakan lanjutan langsung dari kisah sebelumnya yaitu Rajawali Merah.
Dingin dan beku, itulah kesan pertama memandang gugusan pulau-pulau jauh di selatan Semenanjung Hitam. Dari timur ke barat maupun selatan ke utara hanya hamparan putih bersalju yang tampak. Sekelilingnya, tepian langit menyatu dengan karang-karang es yang menonjol di permukaan laut.
Selebihnya burung-burung pinguin bertebaran memanggang tubuh, menerima kehangatan matahari yang menyembul lemah di antara awan-awan tebal, matahari yang sebentar saja menampakkan diri di tempat itu karena tak lama kemudian sang dewa surya ini akan bergeser cepat ke barat.
Melihat keadaannya, tempat itu benar-benar tiada ubahnya kutub, dingin membeku dan tak mungkin hewan-hewan berkulit tipis mampu hidup di sini, apalagi manusia. Dan karena tempat itu juga sunyi dan sepi, tak ada gerakan kecuali burung-burung pinguin yang berkecipak dan mencicit satu sama lain maka Semenanjung Hitam yang beku dan tak bersahabat rupanya juga tak ingin didatangi manusia atau mahluk-mahluk lain.
Dan hal itu barangkali benar. Dengan kedinginan di bawah titik beku, dingin yang sanggup merobah air menjadi es dalam waktu sekejap mata maka agaknya tak ada mahluk hidup atau manusia yang ingin tinggal di sini. Siapa ingin terbujur kaku di permukaan tanah yang dinginnya bukan alang-kepalang? Baru menyentuh dengan ujung-ujung jari saja seseorang langsung dapat menjadi es. Apalagi tinggal dan tenggelam dalam kedinginan itu, seperti pinguin-pinguin itu misalnya.
Dan karena tak ada manusia berani mempertaruhkan nyawanya untuk hidup di sini, tinggal dan mencari makan maka lembah di Semenanjung Hitam ini berabad-abad tak pernah dijamah manusia luar. Hampir seribu tahun ini tak pernah ada gerakan...