Kabut Di Telaga See Ouw merupakan seri dari rangkaian cerita silat mandarin Serial Bu-beng Sian-su karya Batara. Kisah ini adalah lanjutan dari Prahara Di Gurun Gobi
Hamparan air biru di telaga luas itu amatlah mentakjubkan. Sinar mentari pagi yang tak malu-malu menerangi bumi, menyiratkan cahayanya di permukaan air telaga bagaikan sapuan lembut perawan desa di jerami jingga. Cahaya biru kuning memantul di sini, bercampur warna perak menyatu membentuk benang-benang cahaya yang amat indah, indah dan penuh pesona.
Dan ketika angin bergerak sepoi-sepoi basah menerpa permukaan telaga dengan masih malu-malu, pagi itu semuanya baru bangun dari tidur maka telaga bergerak dan permukaan airnya mengeriput kecil bagai lipatan-lipatan kain panjang di tubuh bumi. Indah, namun penuh pesona!
Tiga meliwis putih tiba-tiba mengelepakkan sayap dari utara, gembira, menyusur permukaan telaga lalu tiba-tiba menukik pendek. Lalu ketika secepat kilat paruh dibuka menangkap seekor mujair hitam, melonjak dan terbang ke atas maka makanan pagi yang segar didapat. Ah, perburuan sudah dimulai!
Angin tiba-tiba bertiup lebih dingin dan lebih kencang. Dua perahu di tepi telaga berguncang, permukaan air sudah tidak lagi mengeriput melainkan berombak, buih-buih kecil mulai saling tampar. Lalu ketika dua orang menggeliat bangun dari perahu itu, di sana ayam hutan berkokok memberi tanda maka permukaan telaga bergerak lebih besar dan kemudian bergelombang....