Prahara Di Gurun Gobi merupakan rangkaian cerita silat mandarin Serial Bu-beng Sian-su seri Prahara Di Gurun Gobi karya Batara.
Seorang bocah sedang berliam-keng (membaca ayat-ayat suci) di tengah-tengah ruangan yang sempit itu. Suaranya nyaring dan lantang, tak henti-hentinya mengulang atau memperbaiki kata-kata yang salah.
Dan ketika seorang hwesio mengangguk-angguk di belakangnya seraya mengetuk-ngetukkan buku jarinya, perlahan namun kuat mengiringi kata-kata bocah itu maka siang yang panas di tengah padang pasir seolah tak dirasakan sama sekali oleh keduanya.
"Bagus, ulangi lagi, Peng Houw. Perhatikan dan camkan bunyi kata-kata suci itu. Ingat baik-baik dan suarakan lagi dengan lebih keras. Kau masih kurang lantang, kurang bersemangat!"
Si bocah mengangguk. Tak menghiraukan keringatnya yang bercucuran membasahi baju, nyaring dan lantang kembali ia mengulang kata-kata yang dimaksud. Sang hwesio berseru dan berseru lagi bahwa suaranya masih kurang nyaring. Bocah itu dinyatakan kurang bersemangat, padahal suaranya sudah sampai pada ketinggian puncak.
Dan ketika anak itu rupanya jengkel berkali-kali disalahkan maka berteriaklah dia dengan muka merah padam, urat-urat di seluruh wajahnya menonjol keluar.
"Orang yang belajar hanya sedikit, menjadi tua seperti lembu. Hanya daging-dagingnya yang tumbuh bertambah besar, tetapi kebijaksanaannya tak ada...."