Matahari Senja
Matahari Senja adalah seri ke 5 dari serial Arya Manggada karya Singgih Hadi Mintardja. Matahari Senja merupakan lanjutan dari Sejuknya Kampung Halaman.
Di timur matahari mulai membayangkan sinar paginya yang sejuk. Ketika Manggada dan Laksana keluar dari regol halaman, mereka melihat beberapa orang berjalan dengan tenang di jalan padukuhan. Di wajah mereka tidak lagi membayang kecemasan dan ketakutan.
Dua orang perempuan yang nampaknya akan pergi ke pasar, sempat bergurau. Suara tertawa mereka yang renyah disahut oleh kicau burung kepodang yang hinggap dipelepah daun pisang. Padukuhan Gemawang memang mulai tersenyum. Orang-orang yang pergi ke sawahpun tidak lagi nampak tergesa-gesa dengan wajah yang cemas.
Manggada dan Laksana pun kemudian melangkah menyusuri jalan padukuhan. Mereka memang akan pergi ke sawah untuk membuka pematang mengairi batang padi yang mulai berbunga. Manggada dan Laksana sengaja berjalan lewat depan rumah Wira Sabet.
Rumah yang sudah mulai dihuni lagi oleh pemiliknya setelah untuk beberapa lama ditinggalkan dan dibiarkan kosong dan kotor. Sampah berserakan dimana-mana. Kayu-kayu kering yang dibiarkan teronggok dibawah pepohonan. Namun pohon duwet dan manggis dirumah Wira Sabet itu tetap berbuah. Ketika keduanya berjalan didepan regol, tiba-tiba saja keduanya ingin singgah. Keduanya mendengar suara sapu lidi di halaman rumah yang pintu regolnya masih tertutup.
Perlahan-lahan Manggada mendorong pintu regol yang ternyata tidak diselarak itu. Dari sela-sela pintu yang sedikit terbuka itu, Manggada melihat Pideksa yang sedang menyapu halaman, terkejut. Tetapi demikian Pideksa itu melihat Manggada dan Laksana yang kemudian melangkah masuk, màka ànak muda itupun tersenyum...