Cerita Silat Karya A. Rahman
Yoga mencabut Pedang Lidah Guntur. Bumi terasa berguncang sejenak. Di luar gua terjadi satu ledakan petir yang menggelegar, namun tak didengar oleh Yoga dan Lili. Pedang Lidah Guntur menyala merah pijar, membuat mata Lili sempat memandang penuh rasa kagum. Tapi rasa kagum itu hanya dipendamnya dalam hati.
Yoga segera menebaskan pedangnya kesamping, wuuuttt...! Dan melesatlah cahaya itu yang menghantam batu tersebut. Tapi keadaannya masih sama saja. Batu Mata Iblis tidak bergeming dan tergores sedikit pun tidak. Padahal nyala sinar merah akibat kibasan pedang tadi biasanya bisa merobek pohon sebesar apa pun, bisa merobek batu setangguh apa pun, lebih-lebih tubuh manusia, bisa hancur tercabik-cabik oleh sinar merah tersebut.
Setelah Yoga melakukan usaha penggempuran Batu Mata Iblis beberapa kali, baik dengan keampuhan pedangnya maupun tenaga dalamnya, dan masih tidak membawa hasil apa-apa kecuali lelah, maka Lili segera mencabut pedangnya yang bernama Pedang Sukma Halilintar.
Sret...!
Ggrrr...! Tanah gemuruh, bumi bagai dilanda gempa sepintas. Di luar sana, guntur menggelegar tak didengar oleh mereka. Hal itu membuat mata Yoga terkesiap dan tertegun beberapa saat. la memandangi pedang Lili yang menyala pijar putih warna perak sedikit kebiru-biruan. Sama membaranya dengan Pedang Lidah Guntur.
Yoga ingat cerita mendiang gurunya tentang Pedang Sukma Halilintar itu yang konon bisa keluarkan sinar putih perak untuk menjerat lawan dan susah lepas. Pedang itu jika melukai lawan bisa keluarkan asap putih dan luka menjadi hitam, tapi darah lawan menjadi putih seperti getah pohon, sukar diselamatkan lagi nyawanya.
Bahkan pedang itu pun menurut cerita mendiang guru Yoga, dapat mengeluarkan hawa panas yang mampu melelehkan baja. Jika ternyata Lili selama ini tak sanggup menghancurkan Batu Mata Iblis, maka itu pertanda batu tersebut melebihi baja kerasnya, mungkin seratus kali lipat dari kekerasan logam baja.
"Yo, kita gabungkan kekuatan pusaka kita masing-masing, siapa tahu bisa meleburkan Batu Mata Iblis!" kata Lili.
"Baik! Bersiaplah...."
"Hiaaat...!" Lili menebaskan pedang dengan gerakan singkat namun tepat. Pedangnya disentakkan ke depan dan keluarlah sinar putih terang, sedangkan pedang Yoga mengeluarkan sinar merah. Kedua sinar putih merah itu menghantam Batu Mata Iblis, tapi batu tersebut tetap tidak tergores seujung kuku pun.
"Hiaatt...! Jodoh Rajawali!” teriak Yoga sambil mengibaskan pedangnya dan membentur pedang Lili hingga membentuk silang...
- Wasiat Dewa Gledek
- Misteri Topeng Merah
- Ratu Kembang Mayat
- Utusan Pulau Keramat
- Gerombolan Bidadari Sadis
- Bunga Penyebar Maut
- Mempelai Liang Kubur
- Sumur Perut Setan
- Perasasti Tonggak Keramat
- Pedang Jimat Lanang
- Geger Perawan Siluman
- Pusaka Hantu Jagal
- Jejak Tapak Biru
- Rembulan Berdarah
- Setan Dari Biara
- Penobatan Di Bukit Tulang
- IblisTengkorah Hitam