Si Walet Hitam
Si Walet Hitam (Ouw Yan Cu) adalah Seri ke 02 dari Serial Si Teratai Merah Karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo. Cerita ini merupakan lanjutan dari seri sebelumnya, yaitu Si Teratai Merah.
Sang waktu berlalu amat cepatnya, tanpa terasa oleh siapapun juga. Segala sesuatu ikut berputar, dan hanyut dalam aliran waktu, yang terus bergerak maju tanpa ada kekuasaan yang dapat menghentikannya. Tak terasa, duapuluh tahun telah lewat dan mari kita menjumpai kembali pasangan-pasangan para pendekar perkasa dengan keluarga mereka itu.
Di lereng Gunung Bong-ke-san terdapat sebuah dusun yang disebut Pek-se-chung atau Dusun Pasir Putih, karena di dusun ini memang terdapat banyak sekali pasir yang keputih-putihan dan mengkilap bagaikan perak apabila tertimpa sinar matahari. Menurut dongengan para penduduk dusun yang telah berusia lanjut, pasir-pasir itu dulu dimuntahkan oleh Gunung Bong-ke-san itu.
Akan tetapi biarpun banyak bagian dusun itu tertutup pasir, namun tanahnya subur sekali karena selain tanah yang baik, juga dari lereng gunung itu keluar mata air Sungai Han-kiang yang memuntahkan airnya ke Sungai Yang-ce-kiang. Oleh karena ini maka biarpun dusun itu hanya ditinggali oleh beberapa puluh keluarga saja, namun nampaknya mereka hidup cukup makmur dari hasil pertanian yang mereka garap secara sederhana.
Di tengah kampung Pek-se-chung, tinggal seorang setengah tua yang gagah perkasa dan disegani oleh semua penduduk kampung sebagai seorang pendekar yang baik budi dan dermawan, dan bahkan semua penduduk kampung itu mengangkat dia sebagai kepala kampung mereka.
Pendekar ini adalah Nyo Tiang Pek, seorang tokoh persilatan yan terkenal sekali namanya di dunia kang-ouw, karena dia bukan lain adalah murid terkasih dari Kang-lam Taihiap Kam Hong Tie yang namanya telah menggemparkan empat penjuru dunia.
Biarpun usianya telah empatpuluh tahun, namun Nyo Tiang Pek masih nampak gagah dan tampan. Tubuhnya tinggi tegap dan tindakan kakinya jelas menunjukkan bahwa dia memiliki kepandaian tinggi dan tenaga yang kuat sekali.
Di samping kegagahannya sendiri, Nyo Tiang Pek juga mempunyai seorang isteri yang bukan orang sembarangan pula, karena isterinya yang bernama Coa Giok Lie ini juga memiliki ilmu silat tinggi, terutama kepandaian gin-kangnya (ilmu meringankan tubuh), karena nyonya Nyo Tiang Pek ini adalah murid Song Cu Ling yang berjuluk Dewi Tanpa Bayangan, seorang tokoh besar dunia kang-ouw yang namanya sudah membuat bulu tengkuk para penjahat berdiri saking ngeri dan takutnya!
Selain pandai ilmu silat biarpun tidak sepandai suaminya, Coa Giok Lie juga ahli dalam hal pekerjaan kerajinan tangan, menabuh yang-kim dan meniup suling! Hal ini tidak mengherankan, karena sesungguhnya Coa Giok Lie ini masih berdarah bangsawan tinggi, yakni dari seorang pangeran!
Nyo Tiang Pek hanya mempunyai seorang anak tunggal, maka tidak mengherankan apabila Lee Ing sangat dimanja ayah-bundanya. Juga bukan hal yang aneh apabila gadis ini berwajah manis karena ayahnya tampan dan ibunya cantik jelita, serta memiliki kepandaian silat yang luar biasa berkat latihan-latihan yang diberikan dengan sungguh hati oleh Nyo Tiang Pek dan Coa Giok Lie...