Rajawali Hitam
Rajawali Hitam adalah seri ketiga dari rangkaian cerita silat serial Gelang Kemala karya Kho Ping Hoo. Kisah ini merupakan lanjutan dari seri sebelumnya, yaitu Dewi Ular yang terdiri dari 15 jilid.
Gadis itu terbangun dari tidurnya dalam sebuah kamar hotel di kota Hui-cu. Begitu terbangun dari tidurnya, gadis itu tidak segera turun dari pembaringan, melainkan duduk bersila dan bersamadhi. Ia seorang gadis yang berusia kurang lebih duapuluh satu tahun.
Pakaiannya berkembang cerah dan wajahnya cantik jelita. Mukanya bulat telur, mulutnya kecil mungil dengan bibir merah membasah. Hidungnya mancung dan ujungnya agak menjungat ke atas lucu sekali. Di kanan kiri mulutnya terdapat lesung pipit. Seorang gadis yang cantik jelita, bahkan dalam keadaan baru bangun tidur dan rambutnya awut-awutan, ia masih tampak cantik sekali.
Dara ini bernama Souw Lee Cin. Biarpun usianya baru kurang dari duapuluh satu tahun, namun namanya di dunia kang-ouw sudah terkenal, bahkan banyak orang menjulukinya Dewi Ular Cantik (Bi Coa Sian-li) karena gadis ini terkenal sebagai seorang pawang ular yang pandai.
Ilmu silatnya amat tinggi karena ia digembleng oleh ibunya sendiri yang berjuluk Ang-tok Mo-li (Iblis Betina Racun Merah) Bu Siang, seorang wanita setengah tua yang juga amat cantik akan tetapi amat ganas pula sehingga mendapat julukan seperti itu.
Ang-tok Mo-li telah menurunkan seluruh ilmunya kepada muridnya yang juga puteri kandungnya ini sehingga tingkat kepandaian Lee Cin sudah hampir menyamai ibunya. Akan tetapi ibunya itu hidup terpisah dari ayahnya, dan baru saja beberapa bulan ini mereka hidup bersama.
Ayah Lee Cin adalah seorang pendekar besar bernama Souw Tek Bun yang dijuluki Sin-kiam Hok-mo (Si Pedang Sakti Penaluk Iblis) dan karena kebijaksanaannya, dalam pemilihan beng-cu dua tahun yang lalu dia terpilih sebagai Beng-cu (Pemimpin) dari dunia kang-ouw.
Di waktu mudanya, Souw Tek Bun berpisah dari Ang-tok Mo-li Bu Siang karena perbedaan watak, si wanita berwatak ganas dan kejam seperti iblis betina, yang pria berwatak gagah perkasa dan budiman seperti seorang pendekar besar.
Berkat usaha Lee Cin, maka ayah dan ibunya itu kini hidup bersama dengan bahagia di pegunungan Hong-san. Lee Cin merupakan pendekar wanita yang gagah perkasa. Ia memiliki sebatang pedang pusaka yang disebut Ang coa-kiam (Pedang Ular Merah) dan memainkannya dengan ilmu pedang coa-kiamsut.
Selain itu, dari ibunya ia mempelajari pula Ang-tok-ciang (Tangan Racun Merah) yang amat berbahaya, ilmu silat Sin-liong-kun (Sitar Naga Sakti) yang tangguh dan dari In Kong Thai-su, seorang tokoh besar Siauw-limpai ia pernah diberi pelajaran ilmu totok It-yang-ci yang ampuhnya bukan main.
Dengan semua ilmu kepandaiannya ini, Lee Cin berani malang melintang di dunia kang-ouw dan jarang menemukan tandingan. Akan tetapi mengapa di pagi hari itu ia nampak demikian kusut dan terus bersamadhi setelah bangun tidur? Bahkan kedua matanya agak membengkak seperti orang yang kebanyakan menangis.
Memang sesungguhnyalah, malam tadi Lee Cin hampir tidak dapat pulas dan sehari semalam hanya menangis saja menyesali nasib dirinya. Kurang lebih dua tahun yang lalu cintanya terhadap seorang pemuda bernama Song Thian Lee gagal karena pemuda itu mencinta seorang dara lain yang kini telah dikawininya.
Kemudian, ia jatuh cinta kepada seorang pemuda bernama Cia Tin Han, akan tetapi apa yang terjadi? Baru kemarin ia melihat sendiri betapa Tin Han ditendang oleh neneknya sendiri dan terjatuh ke dalam jurang yang amat dalam! Ia menangisi kematian Tin Han dengan hati hancur lebur.
Hanya setelah teringat akan nasihat ayahnya bahwa ia harus dapat menerima dan menghadapi kenyataan dengan gagah, ia dapat pulas dan pagi ini begitu terbangun, ia bersamadhi untuk menenteramkan pikirannya. Baru saja ia menyadari bahwa ia mencinta Tin Han setelah Tin Han ditendang ke dalam jurang!
Tadinya ia masih ragu karena Tin Han dianggapnya sebagai seorang pemuda lemah lembut yang berjiwa patriot, dan iapun tertarik kepada seorang tokoh lain yang misterius, seorang yang selalu menolongnya dan berkedok hitam, yang disebutnya saja Si Kedok Hitam. Tidak tahunya, Si Kedok Hitam itu bukan lain adalah Cia Tin Han. (Baca kisah Dewi Ular).