Tiga Naga Dari Angkasa
Tiga Naga Dari Angkasa (Sam Liong Shia Thian) adalah salah satu karya legendaris dari penulis novel silat terkenal, Kho Ping Hoo. Novel ini mengisahkan tentang petualangan tiga orang pendekar, yaitu Gan Beng Han, Tan Bu Hong dan Kui Eng. Tiga Naga Dari Angkasa menyajikan perpaduan antara seni bela diri, petualangan, dan kisah cinta yang memikat.
Perang! Kata-kata ini, diucapkan dalam bahasa apapun, merupakan kutukan hebat bagi setiap bangsa, merupakan bencana yang paling mengerikan bagi setiap manusia!
Siapakah orangnya yang tidak membenci perang? Biarpun ada orang yang tidak menguatirkan keselamatan sendiri dalam perang, setidaknya ia akan merasa ngeri apabila ia mengingat bahwa perang dapat membinasakan seluruh harta-bendanya, seluruh keluarganya, isteri, anak, handai-taulan dan orang yang paling dicintainya didunia ini.
Bunuh-membunuh antara manusia, kekacauan, pengkhianatan, kekejaman, perbuatan yang tak patut dilakukan oleh manusia yang berakal-budi dan yang menganggap dirinya sebagai makhluk semulia-mulianya dipermukaan bumi ini. Perang diliputi oleh nafsu merusak semata, nafsu membunuh dan membinasakan yang hidup dan yang indah. Semata terdorong oleh nafsu ingin menang, kemenangan hampa!
Memang, perang adalah kutukan dan bencana bagi setiap manusia, dan pada umumnya perang dibenci oleh rakyat semenjak zaman dahulu sehingga sekarang. Tiongkok semenjak dahulu selalu dilanda perang yang tak lain menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan pada rakyat.
Pada sekitar tahun 755, selama kurang lebih delapan tahun, diwaktu Kaisar Hian Cong menjadi raja, rakyat telah menderita karena timbulnya perang yang tiada hentinya. Kaisar mengangkat seorang Tartar bernama An Lu San menjadi seorang panglima besar yang diberi kekuasaan penuh di Ho-pei.
Akan tetapi, panglima ini setelah memiliki kekuasaan besar dan mengepalai banyak tentara, lalu memberontak, memimpin lima belas laksa tentara memukul dan menyerbu kearah selatan. Kaisar terpaksa lari mengungsi ke Secuan karena tentaranya tak dapat menahan serbuan ini.
Akhirnya berkat perlawanan rakyat jualah maka pemberontak itu dapat dipukul mundur, padahal ketika terjadi perang, rakyat pula yang harus menderita. Sampai pada saat kaisar Hian Cong diganti oleh kaisar Su Cong perang masih merajalela, yang ditimbulkan oleh pemberontak yang sementara itu telah diganti pula oleh Sie Se Ming...