Pendekar Baju Putih

Novel Silat Mandarin karya Kho Ping Hoo. Pendekar Baju Putih

Pendekar Baju Putih karya Kho Ping Hoo - Puncak Thian-san menjulang tinggi di angkasa menembus awan putih. Sukar bagi manusia untuk mencapai puncak yang diliputi salju itu. Dusun-dusun yang ditinggali orangpun hanya sampai di lereng paling bawah, di tengah-tengah Pegunungan Thian-san itu.

Novel Silat Mandarin Pendekar Baju Putih karya Kho Ping Hoo

Dari lereng yang tertinggi, kalau orang memandang ke bawah, akan menikmati tamasya alam yang amat indah menakjubkan. Bagaikan kain lebar berkembang-kembang, nampak dataran di bawah dengan sebagian besar warna hijau dan warna kuning di sana sini. Warna genteng-genteng rumah pedusunan nampak seperti bunga berkelompok-kelompok. Dan dataran di mana tumbuh rumput hijau seperti permadani hijau terhampar di dataran itu.

Di sebuah di antara lereng-lereng itu terdapat sebuah perkampungan yang cukup besar, dengan sedikitnya seratus buah rumah dan itulah pusat Thian-san-pang, sebuah partai Persilatan, yang biarpun tidak sebesar partai-partai Kun-lun-pai, Bu-tong-pai, Siauw-lim-pai atau Go-bi-pai, namun cukup terkenal karena Thian-san-pang juga sudah menghasilkan banyak pendekar silat yang bijaksana, budiman dan tangguh.

Tamasya alam indah seperti yang terdapat di Thian-san merupakan anugerah Tuhan yang tersebar di mana-mnna. Alam semesta yang indah sekali diberikan Tuhan untuk manusia, untuk dimanfaatkan dan dinikmati karena selain indah juga mengandung sarana kehidupan bagi umat manusia dengan hasil-hasil sawah ladangnya, hasil-hasil air sungainya.

Keindahan dan kebesaran alam terdapat di mana saja, hanya tinggal bagi kita untuk membuka mata menikmatinya. Sayang, kebanyakan dari kita tidak mau membuka mata menemukan segala keindahan ini, karena mata kita sudah penuh dengan penderitaan, dengan masalah dan kedukaan.

Kita seperti buta terhadap sinar matahari yang cerah indah dan menghidupkan, kita seakan sudah tuli akan suara burung di angkasa, desah angin di antara daun-daun pohon, hidung kita sudah buntu untuk dapat menikmati kesedapan tanah tersiram air, bunga-bunga yang sedang mekar dan bau rumput bermandikan embun, sudah lupa untuk menikmati udara yang sedemikian sejuk dan segarnya memasuki hidung terus ke paru-paru.

Semua itu demikian indahnya, demikian nikmatnya, namun kita sudah tidak dapat merasakan semua itu. Keindahan dan kenikmatan yang diberikan Tuhan melalui alam di sekeliling kita, tidak terasa lagi karena hati akal pikiran kita sepenuhnya tertuju untuk mencari kesenangan dan akibatnya, kita dibelenggu dan tenggelam ke dalam ketidakpuasan, kekecewaan dan kesedihan.

Adakah yang lebih indah dari pada jutaan bintang di langit tanpa bulan, atau bulan sedang purnama, atau tamasya alam di pegunungan atau lautan? Adakah yang lebih indah didengar dari pada kicau burung-burung di pagi hari, menimpali gemercik air anak sungai, atau rintik hujan di malam hari, atau gemuruh gelombang samudera luas, atau tawa seorang ibu yang menimang anaknya? Adakah yang lebih harum semerbak dari pada tanah basah, rumput berembun, bunga berkembang dan aneka daun pohon?

Thian-san memiliki semuanya itu. Namun, sungguh manusia sudah menjadi budak nafsunya sendiri, manusia dengan nafsunya selalu mencari yang tidak dimilikinya, mencari yang tidak ada. Karena itulah, maka orang yang tinggal di pegunungan sudah tidak lagi dapat mengagumi dan menikmati tamasya alam pegunungan dan mereka yang tinggal di pesisir samudera tidak lagi dapat menikmati keindahan gelombang lautan.

Mereka itu, penduduk pegunungan dan pantai lautan, rindu akan kehidupan di kota! Seolah di kotalah letak semua keindahan yang didambakan. Padahal, orang-orang yang tinggal di kota merindukan keindahan alam pegunungan dan pantai lautan!

Selalu mencari yang baru, selalu mencari yang tidak dimilikinya, itulah ulah nafsu. Bosan dengan yang ada, mencari yang lain lagi yang dianggapnya akan lebih menyenangkan itulah kerjanya nafsu. Dia menuruti daya pikat nafsu ini yang kita namakan kemajuan...!

Silahkan pilih jilid dibawah ini untuk membaca secara lengkap!

Pendekar Baju Putih Jilid 01
Pendekar Baju Putih Jilid 02
Pendekar Baju Putih Jilid 03
Pendekar Baju Putih Jilid 04
Pendekar Baju Putih Jilid 05
Pendekar Baju Putih Jilid 06
Pendekar Baju Putih Jilid 07
Pendekar Baju Putih Jilid 08
Pendekar Baju Putih Jilid 09
Pendekar Baju Putih Jilid 10
Pendekar Baju Putih Jilid 11
Pendekar Baju Putih Jilid 12
Pendekar Baju Putih Jilid 13
Pendekar Baju Putih Jilid 14
Pendekar Baju Putih Jilid 15
Pendekar Baju Putih Jilid 16
Pendekar Baju Putih Jilid 17
Pendekar Baju Putih Jilid 18
Pendekar Baju Putih Jilid 19
Pendekar Baju Putih Jilid 20
BERIKUTNYA...
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.