Darah Pendekar adalah seri pertama dari rangkaian cerita silat serial Darah Pendekar karya Kho Ping Hoo. Kisah ini terdiri dari 32 Jilid.
Kalau kita membayangkan keadaan manusia pada ribuan tahun yang lalu seperti dapat kita baca di dalam kitab-kitab sejarah, kita memperoleh kenyataan betapa manusia telah memperoleh kemajuan yang amat hebat di dalam keadaan lahiriah, yaitu soal-soal teknik, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Gerobak-gerobak sederhana ditarik lembu atau kuda kini telah diganti dengan mobil, kereta api, bahkan pesawat terbang jet. Senjata-senjata pelindung diri yang tadinya hanya berupa pedang, tombak dan sebagainya kini telah diganti dengan senjata api, peluru kendali, bahkan bom dan senjata nuklir yang maha dahsyat.
Memang, tidak dapat disangkal lagi bahwa manusia telah memperoleh kemajuan yang amat hebatnya. Itu di bidang lahiriah. Akan tetapi bagaimana dengan bidang batiniah, rohaniah? Majukah kita?
Kembali kita dapat menyelidikinya dengan bantuan catatan-catatan sejarah dan kita akan memperoleh kenyataan yang amat mengejutkan, memalukan, bahkan mengkhawatirkan. Menurut catatan sejarah, di jaman dahulu, ribuan tahun yang telah lalu.
Kita sudah mengenal perebutan kekuasaan, korupsi, benci-membenci, bunuh-membunuh, tipu-menipu karena manusia saling berlomba untuk meraih kesenangan sebanyak mungkin. Dan bagaimana keadaannya sekarang? Sama saja, bahkan semakin hebat!
Di jaman dahulu, manusia sudah mengenal kesengsaraan dan di jaman sekarang ini, belum juga manusia dapat merobah keadaan batinnya, masih saja kesengsaraan merajalela dan manusia lebih banyak mengenal duka dari pada suka dalam hidupnya. Mungkin pertentangan antar manusia tidaklah sekasar dahulu lagi, namun hal itu bukan berarti bahwa pertentangan itu berkurang atau lebih lunak.
Bahkan pada dasarnya lebih keji lagi. Dan keadaan seperti ini, yaitu kemajuan pesat pada bidang lahiriah namun tetap atau hampir dapat dikatakan mundur pada bidang batiniah, terjadi di seluruh bagian dunia ini, tanpa kecuali!
Cerita ini terjadi dua ribu tahun lebih yang lalu, kurang lebih dua abad sebelum Masehi, pada jamannya Cin Si Hong-te, yaitu kaisar pertama dari Dinasti Cin. Ada yang mengatakan bahwa orang-orang dari Dinasti Cin inilah yang pertama kali melakukan perantauan dan pelayaran sampai jauh dari negerinya, ke negara-negara asing sehingga dari mereka inilah munculnya sebutan Negeri China atau Cina, yaitu dari Dinasti Cin.
Menurut catatan sejarah, Cin Si Hong-te dilahirkan pada tahun 259 Sebelum Masehi dan dalam usia tigabelas tahun, yaitu pada tahun 243. S.M telah menjadi raja dari Kerajaan Cin. Pada waktu itu, banyak terdapat raja-raja yang membuat Tiongkok terpecah-pecah menjadi banyak kerajaan dan timbullah perang antara raja-raja ini, perang yang tak pernah ada henti-hentinya karena perebutan wilayah dan kekuasaan.
Namun, Raja Cin yang muda itu, dengan bantuan para panglimanya yang pandai, memperoleh kemenangan dan akhirnya, pada tahun 221 S.M. ketika dia berusia tigapuluh delapan tahun, hampir seluruh kerajaan kecil-kecil itu ditaklukkannya dan diapun mengangkat dirinya menjadi kaisar pertama berjuluk Cin Si Hong-te dari Dinasti Cin.
Kekuasaan, sejak jaman dahulu sampai sekarang, selalu mendatangkan kekerasan dan penindasan. Hal ini tidaklah mengherankan karena di mana terdapat para pendukungnya, terdapat pula pihak-pihak yang menentangnya, terdapat pula pihak-pihak yang merasa iri hati dan ingin merebut kekuasaan itu, dan pihak yang berkuasa tentu saja berusaha mati-matian untuk mempertahankan kekuasaannya.
Maka, sudah tentu terjadi kekerasan dan penindasan demi mempertahankan kekuasaan dan dalam perebutan kekuasaan itu, mereka yang menentang tentu saja memberi cap lalim kepada penguasa yang ditentangnya. Hal ini terjadi sejak dahulu sampai kini, sejarah berulang sepanjang masa dan agaknya takkan pernah dapat dirobah selama kita manusia selalu mengejar kesenangan masing-masing.
Cin Si Hong-te juga disohorkan sebagai seorang kaisar diktator, kejam, bertangan besi sehingga banyak orang-orang cerdik pandai dan para pendekar membencinya di samping juga menakutinya. Lebih dari itu malah, kaisar ini terkenal sebagai seorang kaisar yang penuh rahasia, yang aneh.
Bahkan sering kaisar ini lenyap tanpa ada yang tahu ke mana, untuk menyusup di antara rakyat dan sering menyamar sebagai rakyat biasa, melakukan hal-hal aneh tanpa ada yang tahu bahwa dia adalah sang kaisar sendiri.
Seperti terjadi di jaman apapun dan di manapun di dunia ini, setiap kekuasaan di samping menghadapi tentangan dan tantangan, tentu mempunyai pula pendukung dan biasanya, di antara para pendukung dan para penentang inilah terjadi bentrokan-bentrokan, merupakan dua pihak yang berdiri saling berhadapan sebagai musuh.
Dan kalau para pendukung ini memusatkan pembelaan mereka pada tokoh penguasa, adalah para penentang itu memusatkan pembelaan atau bantuan mereka pada tokoh pemberontak. Dan kalau sudah begitu, rakyatpun ikut terseret, terpecah-belah, saling bermusuhan sendiri dan negarapun menjadi kacau! Dalam keadaan seperti itulah cerita ini terjadi...