Pedang Naga Kemala

Sonny Ogawa

Pedang Naga Kemala adalah seri pertama dari rangkaian cerita silat Mandarin serial Pedang Naga Kemala karya Kho Ping Hoo. Kisah ini terdiri dari 29 Jilid.

CUPLIKAN: Suatu pagi yang cerah. Kecerahan pagi itu terasa sekali nikmatnya di sebuah puncak bukit kecil. Sinar matahari yang cerah menjadi semakin segar dan hangat karena sejuknya hawa udara yang jernih di bukit itu.

Matahari baru saja muncul dengan sinarnya yang agak kemerahan bercampur kuning menjadi keemasan. Masih lembut, belum keras panas seperti sinar di tengah hari. Cahaya keemasan lembut itu memandikan seluruh permukaan bukit, rata dan tidak pilih kasih. Cahaya yang indah itu menggugah bumi dari pada kelelapan malam gelap.

Tanah menguap tipis, hangat dan sedap baunya, menghalau kabut pagi yang agaknya masih bermalasan untuk meninggalkan bumi yang sedap. Bunga-bunga yang sudah mekar menjadi berseri, masih basah oleh embun, menerima cahaya matahari dengan penuh kebahagiaan.

Embun yang tadinya dingin menyelimuti kelopak-kelopak bunga, kini terasa menyegarkan dan indah bergantungan di kelopak daun, berkilauan dan tersenyum-senyum. Daun-daun juga bangkit menghijau, segar dan menyambut cahaya matahari pagi sebagai sesuatu yang baru, yang sama sekali terlepas dan tiada kaitannya dengan malam tadi, dengan siang kemarin.

Rumput-rumput hijau juga berseri-seri, pucuk-pucuk rumput kekuningan bersemi dan seperti anak-anak yang tiada mengenal susah, bergembira menyambut dan memasuki hidup. Burung-burung berkicau bersuka ria, kegembiraan yang spontan dan tidak dibuat-buat, lincah berloncatan dari dahan ke dahan, saling tegur dengan salam manis kepada teman-temannya, siap untuk bersama-sama menghadapi hari baru yang cerah.

Sukarlah menggambarkan keindahan pagi. Keindahan yang hanya dapat dinikmati dengan penghayatan, dengan rasa, bukan untuk digambarkan atau diceritakan. Keindahan dan kebahagiaan yang dapat dinikmati setiap orang manusia.

Sayang seribu sayang, jarang sekali ada orang dapat lagi menikmati keindahan yang membahagiakan itu. Pikiran kita terlalu sibuk dengan urusan lahiriah, mencari uang, menuntut ilmu, sosial, politik, agama, pengejaran kesenangan, pelarian dari kesusahan dan sebagainya.

Cobalah sekali-kali, makin sering semakin baik, kita melepaskan diri dari semua itu, kita tinggalkan semua itu agar batin kita kosong sama sekali dari pada segala macam konflik dan masalah kehidupan, lalu kita masuki pagi yang baru ini, kita biarkan diri seperti sehelai rumput yang menikmati embun dan cahaya keemasan.

Pagi itu terasa amat sunyi di kuil Siauw-lim-si yang terletak di puncak bukit kecil itu. Sunyi yang mengamankan hati, sunyi penuh keriangan dan kebahagiaan yang bukan timbul karena senang akan sesuatu.

Namun, sejak matahari belum nampak, baru sinarnya saja yang mendahuluinya, para Hwesio di kuil itu sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pekerjaan yang merupakan tugas sehari-hari, pekerjaan yang diulang-ulang sehingga tidak ada artinya lagi bagi si pekerja...

Pedang Naga Kemala Jilid 01
Pedang Naga Kemala Jilid 02
Pedang Naga Kemala Jilid 03
Pedang Naga Kemala Jilid 04
Pedang Naga Kemala Jilid 05
Pedang Naga Kemala Jilid 06
Pedang Naga Kemala Jilid 07
Pedang Naga Kemala Jilid 08
Pedang Naga Kemala Jilid 09
Pedang Naga Kemala Jilid 10
Pedang Naga Kemala Jilid 11
Pedang Naga Kemala Jilid 12
Pedang Naga Kemala Jilid 13
Pedang Naga Kemala Jilid 14
Pedang Naga Kemala Jilid 15
Pedang Naga Kemala Jilid 16
Pedang Naga Kemala Jilid 17
Pedang Naga Kemala Jilid 18
Pedang Naga Kemala Jilid 19
Pedang Naga Kemala Jilid 20
Pedang Naga Kemala Jilid 21
Pedang Naga Kemala Jilid 22
Pedang Naga Kemala Jilid 23
Pedang Naga Kemala Jilid 24
Pedang Naga Kemala Jilid 25
Pedang Naga Kemala Jilid 26
Pedang Naga Kemala Jilid 27
Pedang Naga Kemala Jilid 28
Pedang Naga Kemala Jilid 29
Kisah selanjutnya,
PEMBERONTAKAN TAIPENG
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.